Minggu, 17 Mei 2009

KONSEP KELUARGA

Joko Tri Haryanto, SKep.Ns


I. PENGERTIAN
Ada beberapa pengertian keluarga menurut para ahli, yaitu :

· DUVALL & LOGAN (1986)
Sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan , kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental , emosional serta sosial dari tiap-tiap anggota keluarga.

· DEPKES RI (1988)
Unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

· BAILON & MAGLAYA (1989)
Dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah , hubungan perkawinan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga , berinteraksi satu sama lain serta mempertahankan kebudayaan.


KESIMPULAN DARI PENGERTIAN KELUARGA
1. Unit terkecil masyarakat.
2. Terdiri dari dua aatau lebih individu yang diikat oleh darah , perkawinan atau adopsi.
3. Berinteraksi diantara sesama anggota dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, isteri. Anak , kakak dan adik.
4. Mempunyai tujuan :
· Menciptakan dan mempertahankan budaya
· Meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial.
5. Hidup dalam satu rumah tangga, dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga.


II. STRUKTUR KELUARGA

PATRILINEAL
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi , dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

MATRILINEAL
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi , dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

MATRILOKAL
Sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

PATRILOKAL
Sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

KELUARGA KAWINAN
Hubungan suami isteri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami / isteri

III. TYPE / BENTUK KELUARGA.

A.TRADISIONAL

INTI (NUCLEAR FAMILY)
Keluarga terdiri dari ayah ibu, dan anak-anak.

BESAR (EXTENDED FAMILY)
Keluarga inti ditambah sanak saudara misal: nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan lain lain

BERANTAI (SERIAL FAMILY )
Keluarga yang terdiri dari laki-laki dan perempuan yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

DUDA / JANDA ( SINGLE FAMILY)
Keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.

BERKOMPOSISI ( COMPOSITE )
Keluarga yang perkawinanya berpoligami dan hidup secara bersama

KABITAS (CAHABITATION)
Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga

DYAD
Rumah tangga yang terdiri dari suami isteri tanpa anak

USILA
Keluarga yang terdiri dari suami interi yang berusia lanjut.


B. Non TRADISIONAL

COMMUNE FAMILY
Lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah

HOMOSEXSUAL /LESBIAN
Dua individu yang sejenis hidup, bersama dalam kelurga.

ALASAN MENGAPA KELUARGA PERLU DIPELAJARI
1. Keluarga sebagai suatu system
2. ada hubungan erat status kesehatan dengan keluarga
3. penemuan kasus penyakit pada salah satu anggota keluarga merupakan gambaran kesehatan keluarga
4. dapat diketahui fungsi-fungsi keluarga
5. merupakan kelompok penerus yaitu mentoleransi, mengoreksi, dan mencegah masalah kesehatan
6. memberikan kekuatan penting terhadap lingkungan
7. pengambil keputusan tentang kesehatan dan perawatan sendiri
8. saluran efektif untuk perawatan kesehatan komunitas


STRUKTUR KELUARGA

1. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak-saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2. matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur kasih ibu.
3. Matrilokal adalah suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal sedarah keluarga suami.
5. Keluarga Kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA
- ANDERSON CARTER
1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
2. Ada Keterbatasan : setiap anggota mempunyai kebebasan tetapi mereka juga memiliki keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

- FRIEDMAN, 1988
1. Struktur Komunikasi : jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, ada hirarki kekuatan.
2. Struktur Peran : serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi social yang diberikan.
Peran: - formal misalkan peran ayah sebagai suami dari ibu
- informal misalkan peran ayah sebagai kepala keluarga
3. Struktur Kekuatan : kemampuan dari individu untuk mengontrol atau mengubah perilaku orang lain.
- Legitimate Power (Hak) setiap anggota keluarga punya hak untuk mengontrol perilaku anggota keluarga yang lain.
- Referent Power (Ditiru) seorang anak cenderung meniru kebiasaan orang tua
- Expert Power (Keahlian) seorang anak cenderung mewarisi keahlian orangtuanya
- Reward Power (Hadiah) merubahan perilaku dengan pemberian penghargaan / hadiah
- Coercive Power (Paksa) mengontrol perilaku dengan paksaan.
- Affektif Power ( kasih sayang ) mengontrol perilaku dengan memberi perhatian dan kasih saying.
4. Nilai atau norma keluarga : system ide-ide, sikap, dan keyakinan yang mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu.
Norma : Pola perilaku yang diterima pada lingkungan social tertentu.


IV. FUNGSI KELUARGA ( FRIEDMAN, 1986)

FUNGSI AFEKTIF
Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan adalah kebahagiaan dan kegembiraan seluruh anggota keluarga. Dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga sehingga terbentuk konsep diri yang positif.

REPRODUKSI
Meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia

EKONOMI
Memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti makan, pakaian, rumah.

FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN
Melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan.
Ada 5 tugas kesehatan keluarga (FRIEDMAN 1998) :

Mengenal masalah kesehatan
Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
Memberi perawatan kepada anggota keluarga yang sakit.
Mempertahankan/menciptakan suasana rumah yang sehat.
Mempertahankan hubungan dengan dan atau menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat.


B. AHLI LAIN

Ahli lain mengatakan ada 8 fungsi keluarga yaitu :

PENDIDIKAN
Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.

SOSIALISASI ANAK
Membina sosialisasi pada anak, membentuk norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. Mempersiapkan menjadi anggot masyarakat yang baik.

PERLINDUNGAN
Melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan aman.

PERASAAN DAN PSIKOLOGIS
Menjaga secara instuisif, merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga sehingga saling pengertian satu sama yang lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga,memberikan kasih saying dan rasa nyaman, perhatian diantara anggota keluarga, memberikan identitas diri dan membina kedewasaan kepribadian anggota keluarga.

RELIGIUS
Memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan yang lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.

EKONOMIS
Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, menabung untuk kebutuhan keluarga di masa yang akan datang (biaya pendidikan anak, jaminan hari tua)

REKREATIF
Rekreasi tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan kepribadian masing-masing anggota keluarga. Rekreasi dapat dilakukan di rumah dengan cara menonton televisi bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing.


BIOLOGIS
Meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memenuhi kebutuhan gizi keluarga dan memelihara serta merawat anggota keluarga


· FUNGSI POKOK KELUARGA: ASIH, ASAH dan ASUH

1. ASIH
Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian dan rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.


2. ASUH
Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak yang sehat baik fisik, mental, sosial maupun spiritual.

3. ASAH
Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

V. TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA
(DUVALL & MILLER dalam FRIEDMAN 1998)

TAHAP I : PASANGAN / KELUARGA BARU (BEGINNING FAMILY)
Membina hubungan intim yang memuaskan
Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial.
Mendiskusikan rencana memiliki anak.

TAHAP II KELAHIRAN ANAK I / CHILD BEARING
KELAHIRAN ANAK I SAMPAI DENGAN 30 BULAN
Persiapan menjadi orang tua
Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga , peran, interaksi, hubungan seksual.
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

TAHAP III : KELUARGA DENGAN ANAK PRASEKOLAH(FAMILIES WITH PRESCHOOL)
ANAK I BERUSIA 2,5 S/D 5 TAHUN.
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman.
Membantu anak bersosialisasi
Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi.
Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar keluarga dan lingkungan.
Pembagian waktu untuk individu , pasangan dan anak
Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang anak.


TAHAP IV : KELUARGA DENGAN ANAK SEKOLAH ( families with school children)
ANAK I USIA 6 S/D 12 TAHUN
Membantu sosialisasi anak tetangga , sekolah, dan lingkungan.
Mempertahankan keintiman pasangan
Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat , termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kebutuhan kesehatan anggota kelurga.

TAHAP V :KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA (FAMILIES WITH TEENAGERS)
ANAK I USIA 13 S/D 21 TAHUN ( SAAT ANAK MENINGGALKAN RUMAH ORANG TUA ).
Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat remaja yang sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya.
Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga
Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua . Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
Perubahan sistem peran dan peraturan untuk pertumbuhan dan perkembangan keluarga.

TAHAP VI : KELUARGA DENGAN ANAK DEWASA( PELEPASAN)/ LAUNCHING CENTER FAMILIES
DIMULAI DARI ANAK TERAKHIR MENINGGALKAN RUMAH.
Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
Mempertahankan keintiman pasangan.
Membantu orang tua suami / isteri yang sedang sakit dan memasuki masa tua.
Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
Penataaan kembali peran dan kegiatan rumah tangga,

TAHAP VII. KELUARGA USIA PERTENGAHAN. (MIDDLE AGE FAMILIES)
ANAK TERAKHIR MENINGGALKAN RUMAH DAN BERAKHIR SAAT PENSIUN ATAU SALAH SATU PASANGAN MENINGGAL.
Mempertahankan kesehatan
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak.
Meningkatkan keakraban pasangan.

TAHAP VII : KELUARGA USILA (OLD AGE FAMILIES)
SALAH SATU PASANGAN PENSIUN , BERLANJUT SALAH SATU PASANGAN MENINGGAL SAMPAI DENGAN KEDUANYA MENINGGAL.
Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan,
Mempertahankan hubungan dengan aanak dan sosial masyarakat.
Melakukan “life review”



CIRI-CIRI KELUARGA INDONESIA

Suami sebagai pengambil keputusan
Merupakan suatu kesatuan yang utuh
Berbentuk monogram
Bertanggung jawab
Pengambil keputusan
Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
Ikatan kekeluargaan sangat erat
Mempunyai semangat gotong royong.



POLA KEHIDUPAN KELUARGA INDONESIA

PEDESAAN
Tradisional
Agraris
Tenang
Sederhana
Akrab
Menghormati orang tua.

PERKOTAAN
Dinamis
Rasional
Konsumtif
Demokratis
Individual
Terlibat kehidupan politik



PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA DI INDONESIA BERDASARKAN UU NO 10 TH 1992 DAN GBHN 1993


Keluarga sejahtera :

Keluarga yang dibentuk atas dasar perkawinan yang sah , mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.

Fungsi Keluarga Sejahtera :

Fungsi Keagamaan
Keluarga dikembangkan untuk mampu menjadi wahana yang pertama dan untuk membantu seluruh anggota melaksanakan ketuhanan YME dengan penuh imtaq terhadap Tuhan YME

Fungsi Sosial Budaya
Keluarga dikembangkan menjadi wahana untuk melestarikan budaya nasional yang luhur dan bermartabat.

Fungsi Cinta Kasih
Keluarga menjadi wahana yang utama untuk menumbuhkan cinta kasih antar sesama anggota, antar orang tua dan pasangannya, antar anak dengan orang tua, antar sesama anak-anaknya.

Fungsi Perlindungan
Keluarga menjadi pelindung yang utama dan kokoh dalam memberikan
kebenaran dan keteladanan kepada anak-anak dan keturunannya.

Fungsi Reproduksi Sehat
Keluarga menjadi pengatur reproduksi keturunannya secara sehat dan berencana sehingga anak bangsa ini dapat dihasilkan dengan kualitas yang prima karena anak kita dikemudian hari adalah anak Indonesia yang handal.




Fungsi Sosialisasi dan pendidikan
Keluarga berfungsi sebagai sekolah dan guru yang utama dan utama dalam mengantarkan anak-anak untuk menjadi panutan masyarakat luas dan dirinya sendiri.

Fungsi ekonomi
Keluarga menyiapkan diri untuk menjadi sub bagian yang mandiri dan tanggap untuk meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin dengan penuh kemandirian dan ketanggapan yang membanggakan.

Fungsi pelestarian lingkungan
Keluarga siap dan sanggup untuk memelihara kelestarian lingkungabn untuk memberikan yang terbaik untuk anak dan cucunya di masa yang akan datang.


INDIKATOR KELUARGA SEJAHTERA

Keluarga pra sejahtera
Keluarga belum dapat memberikan kebutuhan dasar minimumnya. Keluarga yang tidak mampu memenuhi syarat-syarat sebagai keluarga sejahtera I

Keluarga sejahtera I
a. Keluarga belum dapat memberikan kebutuhan dasar minimumnya dalam hal sandang, papan, pangan dan pelayanan kesehatan yang sangat dasar.
b. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 X sehari/lebih
c. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja, sekolah dan bepergian.
d. Bagian yang terluas di lantai rumah bukan dari tanah
e. Bila anak sakit dibawa ke sarana/petugas kesehatan/diberi pengobatan moden.

Keluarga sejahtera II
Keluarga ini dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi pengembangannya.
Syarat keluarga sejahtera I (a – e )
Paling kurang sekali dalam seminggu menyediakan daging/ikan/telur sebagai lauk.
Seluruh anggota keluarga paling kurang satu stel pakaian baru satu tahun terakhir.
Luas lantai rumah paling kurang 8 meter untuk setiap penghuni rumah.
Seluruh anggota keluarga yang berumur di bawah 60 tahun dewasa ini bisa membaca tulisan latin
Seluruh anak berusia 6 – 12 tahun bersekolah saat ini.
Paling kurang 1 orang anggota keluarga yang berumur 25 tahun ke atas mempunyai pekerjaan tetap.
Seluruh anggota keluarga dalam 1 bulan terakhir dalam keadaan sehat sehingga dapat melaksanakan fungsi/peran masing-masing.
Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur menurut agama yang dianut masing-masing.

Keluarga sejahtera III
Syarat keluarga sejahtera II (a – i)
Anak hidup paling banyak 2 orang atau bila lebih dari 2 orang keluarga PUS memakai kontrasepsi pada saat ini.
Sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk tabungan keluarga.
Keluarga biasanya makan bersama paling kurang sehari sekali.
Keluarga biasanya ikut serta dalam kegiatan masyarakat dalam lingkungan tempat tinggal.
Keluarga mengadakan rekreasi bersama di luar rumah paling kurang sekali dalam sebulan.

Keluarga sejahtera III plus
Keluarga yang jelas dapat memenuhi kebutuhan dasar minimum, kebutuhan sosial, psiko, kebutuhan pengembangan dan sekaligus secara teratur ikut menyumbang dalam kegiatan sosial dan aktif pula mengikuti gerakan semacam itu.



STRUKTUR KELUARGA (FRIEDMAN, 1988)


Pola dan Proses Komunikasi.
Komunikasi keluarga : berfungsi/tidak berfungsi.
Komunikasi yang berfungsi :
a. karakteristik pengirim :
- yakin mengemukakan sesuatu
- Jelas dan berkualitas
- Meminta umpan balik
- Menerima umpan balik
b. Karakteristik Penerima :
- Mendengar
- Umpan balik ( klarifikasi)
- Validasi
c. Pola interaksi yang berfungsi :
- Emosional
- Komunikasi terbuka, jujur
- Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga
- Konflik keluarga dan penyelesaian

Komunikasi yang tidak berfungsi
a. Korekteristik tidak berfungsi
- Fokus pada seseorang
- Total agreement : tidak mengemukakan pendapat
- Kurang empati
b. Pengirim yang berfungsi
- Asumsi
- Ekspresi perasaan
- Jadmental Expresion
- Tak mampu mengemukakan kebutuhan
- Komunikasi tidak sesuai
c. Penerima yang tak berfungsi
- Gagal mendengar
- Diskualifikasi
- Offensif ( bersifat negatif )
- Kurang mengeksplorasi
- Kurang validasi


STRUKTUR PERAN
Peran : serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan
Peran : a. Formal : Suami, isteri, orang tua
- Pengasuh
- Pemelihara rumah
- Pemberi
- Seksual
b. Informal : Inisiator, dominator, koordinator, anggota masyarakat, dll.


PERANAN KELUARGA
Menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal , sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.

PERAN AYAH :
a. Sebagai suami
b. Kepala keluarga
c. Pendidik
d. Sbg Anggota Kelompok sosial dan masyarakat
e. Ayah
f. Pencari nafkah
g. Pelindung dan pemberi rasa aman.

PERAN IBU :
a. Sebagai isteri dan ibu bagi anak
b. Pendidik dan pengasuh anak
c. Mengurus rumah tangga
d. Pelindung dan pemberi rasa aman.
e. Pencari nafkah tambahan
f. Sebagai anggota kelompok sosial dan masyarakat.

PERAN ANAK :
a. Mempelajari peran sosial yang cocok baginya di keluarga dan masyarakat
b. Mempelajari keseimbangan SELF ESTEEM. ( Kepercayaan pada diri sendiri )
c. Belajar pada orang tua tentang aturan , nilai, norma, perilaku dan tata cara hidup bermasyarakat..


3. STRUKTUR KEKUATAN.
Struktur kekuatan adalah kemampuan individu untuk mengontrol atau mempengaruhi atau mengubah perilaku orang lain.
Power = otoritas= dominan= pengaruh.
Macam struktur kekuatan :
- Legitimate power / authority ( pengaruh)
- Referent power ( ditiru)
- Resource / expert power ( ahli)
- Reward power (penghargaan)
- Coercive power (memaksa )
- Information power ( penerangan )
- Afective power ( sikap )


STRUKTUR NILAI
Struktur nilai adalah sistem ide-ide , sikap dan keyakinan yang mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu.

Norma : pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu : sesuai dengan nilai.
ê
ada aturan dan kebiasaan keluarga

KELUARGA RESIKO TINGGI

Faktor penyebab Resiko tinggi
Faktor Penyebab
v Kemiskinan
v Lingkungan kurang sehat
v Perilaku dan gaya hidup yang merugikan kesehatan
v Kebodohan
v Kecacatan fisik dan mental.
v Penyakit menular dan kronis

Keluarga Resiko Tinggi sbg Prioritas dlm Perawatan Kesh Keluarga
l Prioritas masalah
Kesehatan ibu dan anak , serta anggota keluarga dengan penyakit menular akut.

Lingkaran Setan Kemiskinan Dan Sakit
Penghasilan Rendah
Sanitasi jelek, Gizi
Kurang, Pendidikan rendah,
Kebiasaan kesehatan jelek
Produktivitas berkurang
Tubuh mjd lbh peka thd
penyakit
Daya tahan thd penyakit
menurun
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS
Oleh : Joko Tri Haryanto, SKep.,Ns


DEFINISI
Kelompok khusus
Adalah sekelompok masyarakat atau individu o/k keadaan fisik, mental , social, budaya dan ekonomi perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan pely kes dan asuhan keperawatan, karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya sendiri.


Perawatan Kelompok Khusus
Adalah suatu upaya dibidang keperawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada kelompok – kelompok individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan kesehatan serta rawan terhadap masalah tersebut, yang dilaksanakan secara terorganisasi dengan tujuan meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat kesehatannya, mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan kepada mereka yang tinggal dipanti dan kepada kelompok – kelompok yang ada di masyarakat, diberikan oleh tenaga keperawatan dengan pendekatan pemecahan masalah melalui proses keperawatan.

Tujuan Umum
Adalah untuk meningkatkan kemampuan dan derajat kesehatan kelompok untuk dapat menolong diri mereka sendiri ( self care ) dan tidak terlalu tergantung kepada pihak lain.
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan kelompok khusus sesuai dengan macam, jenis dan tipe kelompok
2. Menyusun perencanaan asuhan keperawatan / kesehatan yg mereka hadapi
3. Penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan
4. Meningkatkan kemampuan kelompok khusus dalam pemeliharaan kesehatan mereka sendiri.
5. Mengurangi ketergantungan kelompok khusus dari pihak lain dalam pemeliharaan dan perawatan diri sendiri.
6. Meningkatkan produktivitas kelompok khusus
7. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dan keperawatan

Sasaran
1. Institusi – institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
2. Pelayanan kelompok khusus yang ada dimasyarakat

Pelayanan Kelompok Khusus di Institusi
1. Pelayanan terhadap lembaga – lembaga social kemasyarakata yang menyelenggarakan pemeliharaan dan pembinaan kelompok – kelompok khusus tertentu :
· Panti wreda
· Panti asuhan
· Pusat Rehabilitasi Anak cacat
· Penitipan Balita
Yang menjadi sasaran pembinaan dan pelayanan kelompok khusus di institusi adalah meliputi :
· Penghuni panti
· Petugas panti
· Lingkungan panti

2. Pelayanan Kelompok Khusus di masyarakat
Dilakukan melalui kelompok – kelompok yang terorganisir dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat

Klasifikasi
Akibat pertumbuhan dan perkembangannya
· Kelompok ibu hamil
· Kelompok ibu bersalin
· Kelompok ibu nifas
· Kelompok bayi dan anak balita
· Kelompok anak usia sekolah
· Kelompok usia lanjut

Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan diantaranya adalah :
1. Penderita penyakit menular
· Kelompok penderita penyakit kusta
· Kelompok penderita penyakit TBC
· Kelompok penderita Aids
· Kelompok penderita Penyakit kelamin ( GO, Sypilis )


2. Penderita penyakit tidak menular
· Kelompok Penderita Penyakit DM
· Kelompok Penderita penyakit Jantung
· Kelompok penderita penyakit stroke

3. Kelompok cacat yang memerlukan rehabilitasi
· Kelompok cacat fisik
· Kelompok cacat mental
· Kelompok cacat sosial

4. Kelompok khusus yang mempunyai resiko terserang penyakit
· Kelompok wanita tuna susila
· Kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika
· Kelompok kelompok pekerja tertentu.

Ruang Lingkup Kegiatan
Mencakup upaya – upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif, melalui kegiatan – kegiatan yang terorganisasi sebagai berikut :
· Pelayanan kesehatan dan keperawatan
· Penyuluhan kesehatan
· Bimbingan dan pemecahan masalah terhadap anggota kelompok, kader kesehatan dan petugas panti
· Penemuan kasus secara dini
· Melakukan rujukan medik dan kesehatan
· Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan masyarakat.
· Alih teknologi dalam bidang kesehatan dan keperawatan kepada petugas panti, kader kesehatan.
Prinsip Dasar
1. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelompok khusus
2. Menekankan kepada upaya preventif dan promotif
3. Pendekatan yang menyeluruh menggunakan proses keperawatan secara konsisten dan berkesinambungan.
4. Melibatkan peran serta aktif petugas panti, kader kesehatan dan kelompok sebagai subjek maupun objek pelayanan.
5. Dilakukan di institusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan kelompok khusus
6. Ditekankan kepada pembinaan perilaku penghuni panti, petugas panti, lingkungan panti bagi yang diinstitusi dan masyarakat yang mempunyai masalah yang sama ke arah perilaku sehat.


Tahap – tahap perawatan kelompok khusus
1. Tahap persiapan
· Mengidentifikasi jumlah kelompok khusus yang ada di masyarakat dan jumlah panti atau pusat – pusat rehabilitasi yang ada disuatu wilayah binaan.
· Mengadakan pendekatan sebagai penjajagan awal pembinaan kelompok khusus dan khusus yang ada di masyarakat.
· Identifikasi masalah kelompok khusus di masyarakat dan di panti / institusi melalui pengumpulan data.
· Menganalisa data kelompok khusus di masayarakat dan di institusi.
· Merumuskan masalah dan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan kelompok khusus di masyarakat dan diinstitusi
· Mulai dari tahap mengidentifikasi masalah, analisa data, perumusan masalah dan prioritas masalah kesehatan / keperawatan kelompok khusus melibatkan kader kesehatan dan petugas panti.

2. Tahap perencanaan
Menyangkut :
· Jadwal kegiatan
· Jadwal kunjungan
· Tenaga pelaksana pengorganisasian kegiatan

3. Tahap Pelaksanaan
· Pendidikan dan pelatihan kader dan petugas panti
· Pelayanan kesehatan dan keperawatan
· Penyuluhan kesehatan
· Imunisasi
· Penemuan kasus dini
· Rujukan bila dianggap perlu
· Pencatatan dan pelaporan

4. Penilaian



KEBUTUHAN MEKANIKA TUBUH DAN AMBULASI

Mekanika tubuh adalah usaha koordinasi dari muskuskeletal dan sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat.

Prinsip Mekanika Tubuh
1. Gravitasi. Memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh.
- Pusat gravitasi, titik yang ada di pertenganhan tubuh
- Garis gravitasi, merupakan garis imaginer vertical melalui pusat gravitasi
- Dasar tumpuan, merupakan dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat untuk
menopang atau menahan tubuh.
2. Keseimbangan. Keseimbangan dicapai dengan mempertahankan posisi garis gravitasi
diantara garis gravitasi dan pusat tumpuan.

Pergerakan Dasar dalam Mekanika Tubuh
  • Gerakan ( ambulating ). Gerakan yang benar dapat membantu mempertahankan keseimbangan tubuh. Contoh: keseimbangan orang saat berdiri dan saat jalan akan berbeda. Orang yang berdiri akan lebih mudah stabil disbandingkan dalam posisi jalan. Dalam posisi jalan akan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain, dan posisi gravitasi akan selalu berubah pada posisi kaki.
  • Menahan ( squatting ). Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah.contoh : posisi orang duduk akan berbeda dengan orang jongkok, dan tentunya berbeda dengan posisi membungkuk. Gravitasi adalah hal yang perlu diperhatikan untuk memberikan posisi yang tepat dalam menahan. Dalam menahan diperlukan dasar tumpuan yang tepat.
  • Menarik ( pulling ).menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan benda. Yang perlu diperhatikan adalah ketinggian, letak benda, posisi kaki dan tubuh dalam menarik, sodorkan telapak tangan dana lengan atas dipusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, pinggul, lutut, dan pergelangan kaki ditekuk, lalu dilakukan penarikan.
  • Mengangkat ( lifting ). Mengangkat merupakan pergerakan daya tarik. Gunakan otot-otot besar besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawa, perut, dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang.
  • Memutar ( Pivoting ) merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik memerhatikan ketiga unsur gravitasi agar tidak berpengaruh buruk pada postur tubuh

    Faktor –faktor yang Mempengaruhi Mekanika Tubuh
  • Status Kesehatan. Terjadi penurunan koordinasi yang disebabkan oleh penyakit berupa berkurangya melakukan aktifitas sehari-hari.
  • Nutrisi. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot dan memudahkan terjadi penyakit.contoh: tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih mudah fraktur.
  • Emosi. Kondisi psikologi seseorang dapat mudah memudahkan perubahan perilaku yang dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh dan ambulasi yang baik.
  • Situasi dan Kebiasaan. Situasi dan kebiasaan yang dilakukan sesorang misalnya sering mengangkat benda-benda yang berat.
  • Gaya Hidup. Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stress dan kemungkinan besar akan menyebabkan kecerobohan dalam beraktifitas.
  • Pengetahuan. Pengetahuan yang baik dalam pengguanaan mekanika tubuh akan mendorong seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga mengurangi tenaga yang dikeluarkan.

    Dampak Mekanik Tubuh yang Salah
  • Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan dalam system muskuloskletal
  • Resiko terjadi kecelakaan pada system musculoskeletal. Seseorang salah berjongkok atau berdiri akan mudah terjadi kelainan pada tulang veterbra.

Asuhan Keperawatan Pada Masalah Mekanika Tubuh dan Ambulasi
Pengkajian

Menilai kemampuan dan keterbatasan dalam bergerak dengan cara :

  • bangkit dari posisi berbaring ke posisi duduk
  • kemudian bangkit dari kursi ke posisi berdiri
  • menilai gaya berjalan

Diagnosis Keperawatan

  • Gangguan mobilitas fisik b.d adanya kelemahan akibat spasme otot dan tulang pada extremitas, nyeri akibat peradangan sendi, penggunaan alat Bantu dalam waktu yang lama.
  • Risiko cedera b.d adanya paralysis, gaya berjalan tidak stabil, penggunaan tongkat yang tidak benar
  • Kurang perawatan diri b.d kelemahan fisik secara umum

    Perencanaan
    - Memperbaiki penggunaan mekanika tubuh pada saat melakukan aktifitas
    - Memulihkan dan memperbaiki ambulasi
    - Mencegah terjadinya cedera akibat jatuh.

kebutuhan mobilisasi

KEBUTUHAN MOBILITAS DAN IMOBILITAS


Pengertian Mobilitas
Merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, teratur dengan tujuan memenuhi kebutuhan aktifitas guna mempertahankan kesehatannya.

Jenis-jenis Mobilitas
- Mobilitas Penuh merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan peran sehari-hari.
Mobilitas Sebagian merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan syaraf motorik dan sensorik.
Mobilitas Sebagian Temporer merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Kemungkinan disebabkan oleh trauma pada muskuloskeletal, Contoh: adanya dislokasi sendi dan tulang.
- Mobilitas Sebagian Permanen merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan rusaknya sistem syaraf yang reversibel, contoh: hemiplegia akibat stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang.

Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas
a Gaya Hidup. Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari.
a Proses Penyakit/cedera. Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat mempengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakan dalam ekstremitas bagian bawah.
a Kebudayaan. Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan.contoh, orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh, memiliki kemampuan mobilitas yang kuat dibandingkan dengan orang yang karena adat budaya tertentu dibatasi aktifitasnya.
a Tingkat Energi. Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat melakukan mobilitas yang baik dibutuhkan energi yang cukup.
a Usia dan Status Perkembangan. Terdapatperbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda.


Pengertian IMobilitas
Keadaan dimana individu tidak dapat bergerak dengan bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan.

Jenis Imobilitas
 Fisik, pembatasan pergerakan secara fisik dengan tujuan mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan, ex: pasien hemiplegi, fraktur.
 Intelektual, merupakan keadaan ketika seseorang mengalami keterbatasan daya pikir, seperti pada pasien yang mengalami kerusakan otak akibat suatu penyakit.
 Emosional, keadaan ketika seseorang mengalamim pembatasan secara emosional karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri, stres berat karena adanya bedah amputasi.
 Sosial, keadaan individu yang mengalami hambatan dalam berinteraksi sosial karena keadaan penyakitnya sehingga mempengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.

Perubahan Sistem Tubuh Akibat Imobilitas
 Perubahan Metabolisme
 Penurunan kecepatan metabolisme dalam tubuh ( BMR )
 Kekurangan energi untuk perbaikan sel
 Mempengaruhi gangguan oksigenasi sel

 Ketidakseimbangan Cairan Elektrolit
 Persediaan protein menurun dan konsentrasi prosein serum berkurang
 Berkurangnya perpindahan cairan dari intravaskuler ke interstisial menyebabkan udema,sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.

 Gangguan Perubahan zat gizi
 Disebabkan input protein dan kalori menurun
 Pengubahan zat-zat makanan pada tingkat sel menurun.

 Gangguan Fungsi gatrointestinal
 Imobilitas dapat menurunkan hasil makanan yang dicerna
 Sehingga timbul keluhan kembung, mual, dan nyeri lambung yang dapat menyebabkan gangguan eliminasi.

 Perubahan sistem pernapasan
 Kadar Hb menurun menyebabkan penurunan aliran oksigen ke alveoli jaringan menurun, sehinga mengakibatkan anemia.
 Ekspansi paru menurun, Terjadi kelemahan otot yang dapat menyebabkan proses metabolisme terganggu

 Perubahan Kardiovaskuler
 Hipotensi ortostatik, kemampuan syaraf otonom yang menurun. Pada posisi tetap dan lama reflek neovaskuler akan menurun menyebabkan vasokonstriksi, kemudian darah terkumpul pada vena bagian bawah sehingga darah ke sistem sirkulasi pusat terhambat, sehingga jantung akan meningkatkan kerjanya

 Perubahan sistem Muskuloskeletal
 Gangguan muskuler, massa otot menurun, kekuatan otot menurun, atropi massa otot
 Gangguan skeletal, mudah terjadinya kontraktur sendi dan osteoporosis.
 Perubahan sistem Integumen, Penurunan elastisitas kulit karena penurunan sirkulasi darah, terjadi iskemia serta nekrosis pada jaringan superficial dengan adanya luka dekubitus sebagai akibat tekanan kulit yang kuat dan sirkulasi menurun ke jaringan.
 Perubahan Eliminasi, penurunan jumlah urine yang mungkin disebabkan oleh kurangnya asupan dan penurunan curah jantung sehingga aliran darah renal dan urine berkurang.
 Perubahan Perilaku, timbulnya rasa bermusuhan, bingung, cemas, emosional tinggi, depresi, perubahan siklus tidur, menurunnya koping mekanisme, penurunan motifasi belajar.


ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pengkajian meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi keluhan dalam mobilitas dan imobilitas, seperti adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan, tingkat mobilitas dan imobilitas, daerah terganggunya, dan lama terjadinya gangguan mobilitas.
b. Riwayat Keperawatan Dahulu
 Riwayat Penyakit sistem neurologis
 Riwayat penyakit sistem kardiovaskuler
 Riwayat penyakit pernafasan
 Riwayat penyakit muskuloskeletal
c. Kemampuan Fungsi Motorik
Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau spastis.
d. Kemampuan Mobilitas
Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan gerak untuk posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tanpa bantuan.



e. Kemampuan Rentang gerak





f. Perubahan Intoleransi Aktifitas
Pengkajian berhubungan dengan sistem pernapasan, antara lain:
 Suara napas
 Analisis gas darah
 Gerakan didnding thorak
 Adanya mukus
 Batuk yang produktif diikuti panas
 Nyeri saat respirasi
Pengkajian berhubungan dengan sistem kardiovaskuler
 Tanda vital
 Gangguan sirkulasi perifer
 Adanya trombus
 Perubahan tanda vital setelah melakukan aktifitas.


g. Kekuatan otot dan gangguan koordinasi


g. Perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan mobilitas dan imobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam mekanisme koping.

2. Diagnosis / Masalah Keperawatan











3. Perencanaan Keperawatan
a. Meningkatkan kekuatan,ketahanan, dan fleksibilitas sendi


b. Meningkatkan fungsi kardiovaskuler



c. Meningkatkan fungsi respirasi

d. Meningkatkan fungsi gastrointestinal




e. Meningaktkan fungsi kemih



f. Memperbaiki gangguan psikologis